Curhat2... (arti dari sebuah kekalahan)

Ahaa..... Jojo kembali lagi nih... maafkan klo saya akhir-akhir ini jarang post artikel-artikel yang baru. Soalnya saya baru saja mengalami masa-masa yang cukup berat, menegangkan, menggembirakan, menjengkelkan, membingungkan, pokoknya semua komplit dicampur seperti gado-gado... hahahahhaa. Tapi tenang saja, saya akan menceritakan semuanya dan perjalanan saya untuk mendapatkan netbook dan BB di DJARUM BLACK BLOG COMPETITION akan tetap terjaga... hahahha. Udah pada daftar belum?? hehehhehe


kira-kira ceritanya enakan dari yang pahit apa yang manis dulu nih??? Ahh dari yang jelek dulu aja yaaa, kan biar happy ending gitu, hehehhe. Iya jadi begini ceritanya (woelah serius amat??), seminggu yang lalu tepatnya mulai dari tanggal 20 Febuari 2009, mantan sekolah saya sedang mengadakan cup. Sebagai alumni yang baik dan kebetulan saya juga mantan ketua panitianya, jadilah saya ikut serta untuk membantu. Nah inti permasalahannya terjadi ketika saya diminta menjadi komentator di semifinal dan final lomba basket. Saya sudah berusaha untuk menolak, bukan karena saya tidak dibayar, namun ke hal teknis yakni saya harus mempersiapkan diri saya untuk suatu hal (nah inilah cerita bahagianya nanti...). Namun dari pihak guru terus memaksa saya, hingga akhirnya saya aga sedikit terpaksa untuk melakukannya. Nah kebetulan pada saat itu yg bertanding di final putri adalah tim basket sekolahan saya, nah saya pun sebagai komentator pertandingan (bukan panitia loh!!!) menjalankan tugas dan kewajiban saya yang sesungguhnya. Saya sudah berusaha sedemikian rupa untuk menjaga unsur-unsur keobjektifan dari komentar-komentar saya, namun apa daya, sekolah saya kalah sangat-sangat telak (tidak perlu saya sebutkan, karena selisihnya hampir 4x lipat). Nah disinilah masalah muncul, saya dijadikan "kambing hitam" oleh pihak-pihak yang tidak bisa menerima kekalahan tersebut. Saya dituduh telah berpihak pada tim lawan dan mebuat tim sekolah saya kalah. Saya menjadi bingung, karena jelas-jelas pihak sekolah yang meminta saya untuk menjadi komentator dan tidak mungkinlah saya akan berpihak kepada satu kubu manapun meskipun itu almamater saya sekalipun. Pihak sekolah sama sekali tidak ada masalah dengan saya, bahkan justru mereka berterima kasih kepada saya, nah kok sekarang saya yang dipersalahkan oleh pihak-pihak yang tidak siap menerima kekalahan????

Kalau saya boleh berpendapat, disinilah kita bisa melihat betapa kekanak-kanakannya sifat orang-orang yang tidak berjiwa besar. Orang-orang yang tidak bisa menerima kekalahan mereka dengan lapang dada yang dengan seenaknya mencari pelampiasan ke orang lain. Sangat disayangkan sekali, karena sesungguhnya merekapun berhak mendapatkan piala karena itu pertandingan final, namun ya itulah dia tidak ada kata JIWA BESAR!!!

Sebenarnya memang ini adalah bagian dari kehidupan bangsa kita, yakni tidak memiliki jiwa besar dan rasa siap untuk kalah. Kalau kalah yang ada hanyalah emosi semata, ujung-ujungnya diselesaikan dengan kekerasan... haduh, cape deh.... Gak nerima kalah di pemilihan kepala daerah, naik banding, yah pokoknya ribet banget deh. Apa ini namanya demokrasi?? Sekarang apa sih bedanya antara menang dan kalah??? Ada pepatah jugakan yang mengatakan "menang jadi arang, kalah jadi abu". Sama-sama dijual di pasarkan??? hehehhehe

Justru kalau memang kita adalah seorang pemenang sejati, ketika kita "kalah" dan ada orang lain yang memang lebih hebat dari kita, kita seharusnya menerima kekalahan kita tersebut, datang kepadanya, ucapkan selamat kepadanya, dan pulang dengan kepala tegak, karena berarti esok hari, kita harus lebih giat lagi berlatih untuk melakukan pembalasan. Itulah pemenang sejati, bukannya malah ngajak ribut.... weleh2.

Saya jadi teringat kata-kata dari Hillary clinton ketika diwawancarai di Dahsyat, dia berkata bahwa sesungguhnya di dalam demokrasi itu harus ada yang menang dan harus ada yang kalah, ketika kita kalah, kita harus tetap bisa menerima, dan tetap mendukung apa yang ingin dijalankan oleh pihak yang menang, tetap menghormatinya, apalagi ini adalah tugas untuk negara. wow, saya sangat kagum mendengarnya, sangat berjiwa besar!

Nah udah cerita buruknya, sekarang kita masuk ke happy endingnya. Nah jadi kenapa tadi saya menolak untuk menjadi komentator? Karena saya sebenarnya sedang melakukan persiapan untuk grandfinal lomba essay tentang pariwisata tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia... hahahaha dan hari Jumat kemarin (27 Febuari 2009) menjadi hari yang cukup bersejarah untuk saya pribadi, karena saya berhasil menjadi juara 2 di kompetisi tersebut. Bukannya mau sombong, yang berkesan bukanlah karena kemenangannya (karena memang saya sudah sering menang sebelumnya) melainkan karena saya meriah ini di tahun pertama saya kuliah tepatnya baru semester 1. Jadi ini membuat jalan saya ke depannya makin terbuka lebar dan makin membuat saya menjadi op
timis akan lomba-lomba yang akan saya hadapi, termasuk lomba DJARUM BLACK BLOG 
COMPETITION ini. Setidaknya kalau saya sampai kalahpun di kompetisi ini, saya tidak akan pernah menyesal pernah mengikuti kompetisi ini karena justru di kompetisi ini saya banyak berlatih untuk mencapai kesuksesan sesuai dengan judul blog saya Banyak Latihan Akan Capai Kesuksesan (BLACK). Disini saya bisa melatih skill menulis saya dan belajar mengembangkan
 ide saya untuk menjadi seorang blogger. Saya tau, pemenang dari kompetisi ini merupakan pemenang yang memang sejatinya seorang blogger sejati, nah 
siapakah dia?? Apakah itu saya?? Mungkin saja, tapi kita lihat saja nanti hasilnya... hehehehehehehe

Key Point: Ketika kita bisa menerima kekalahan kita dan mengakui kemengan orang lain, maka sesungguhnya disitulah letak kemengan kita dalam mengalahkan rasa ego diri kita.