Situ Gintung Jebol, Salah Siapa??

Jumat ( 27 Maret 2009) dini hari, situ gintung jebol. Kurang lebih seratus orang dinyatakan hilang dan sedang dicari oleh team rescue. Ya gimana ga hilang, kejadiannya aja jam 1 malam, di tengah-tengah orang sedang enak-enaknya molor, eh tahu-tahu diserang air yang jumlahnya menggila itu.


Nah kebetulan rumah saya ada di Pamulang dan setiap kali saya pulang kuliah, pasti harus melewati Gintung. Parahnya hari ini, saya tidak tahu kalau ada kejadian di Gintung, makanya dengan santainya saya pulang menuju ciputat. Kejanggalan sudah mulai terasa pada saat di under pass Ciputat, dimana polisi meminta untuk semua kendaraan berbelok menuju ke arah pasar minggu. Namun pada saat saya berbelok, polisi yang berada di atas memperbolehkan motor untuk melawan arus ke arah Ciputat (gimana sih masa polisi pada ga kompak sih??), ya sudah saya pacu saja motor saya ke arah Ciputat. 

Nah saya semakin aneh lagi ketika telah berjalan kurang lebih 500 meter, "buseetttt, parah banget jalanan!!" kata-kata itu yang saya ucapkan dalam hati saya. Polisi berada dimana-mana, TNI AD beserta truknya yang gede-gede pada parkir di pinggir jalan. Belum lagi mobil-mobil rescue yang pada bawa perahu-perahu karet di atasnya. Kemudian ada mobil pemadam kebakaran, mobil dapur umum, mobil unit bantuan PLN, mobil satpol PP, uda gitu ga tahu deh motor-motor polisi berapa banyak jumlahnya, belum lagi helikopter yang seliwar-seliwer di atas kepala. Dalam hati saya benar-benar berpikir hal ini seperti mau perang saja, kekuatan militer lengkap diturunkan di lapangan. hehehehehe

Perjalanan yang kurang lebih hanya 3 kilometer itu harus saya tempuh hampir 1 jam dengan menggunakan motor. Wow dahsyat banget deh pokoknya. Sesampai di rumah saya baru tahu ternyata situ gintung jebol dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit dan ketika saya melihat tayangannya di TV, saya langsung teringat akan kasus tsunami yang ada di Aceh, dimana air menghantam perumahan rumah dan mobil-mobil pada nyangsang di atap rumah.

Saya lebih terkaget lagi pada saat melihat data di RCTI, dimana tahun 2008 kemarin pemerintah telah mengeluarkan anggaran kurang lebih 35 milyar sekian untuk peremajaan situ-situ yang ada di Jakarta termasuk situ gintung. Anggaran tahun 2009 juga tidak sedikit, bahkan naik hingga menjadi 40an sekian milyar. Nah tapi anehnya, menurut pengakuan warga sekitar, situ gintung itu tidak pernah di renovasi atau diperbaiki sejak pertama kali dibuat, apa anda tahu kapan dibuatnya??? Dari jaman pemerintahan kolonial Belanda booo.... Buset tua amat tuh situ!! Ya pantes aja kalau jebol soalnya memang ga pernah di renovasi dari jaman Belanda.

Kita ga usah saling tunjuk dan salin tuding-menuding, toh kita juga ga bisa mengembalikan uang negara tersebutkan?? Toh kalau ditanya mengapa bisa terjadi seperti itu, pasti jawabannya selalu kurang, kurang, dan kurang. Yakin kurang atau memang dikurang-kurangi??

Yah intinya sih ya, ini pelajaran yang sangat berharga untuk kita. Jangan pernah menyepelekan hal-hal yang dianggap kecil deh. Bisa liat sendirikan dampaknya segede apa?? Kalau memang butuh peremajaan ya lakukan sebisa mungkin. Kalau memang anggaran kurang, bisa donk dilakukan dengan bertahap setiap tahunnya. Masa iya sih nunggu ada korban dulu baru diperhatikan?? 

Ini juga ancaman yang serius buat kita teman-teman. Banyak sekali daerah resapan air yang dikeruk dan dijadikan sebagai lahan penghunian atau pusat perbelanjaan. Sungguh mengenaskan, fungsi dari daerah resapan diabaikan untuk kepentingan oknum sepihak. Nah kalau tiba saatnya datang, habis sudah satu populasi yang ada disananya. Sudah saatnyalah kita lebih peduli dengan lingkungan kita. Perbanyak daerah resapan air tanah, jangan biarkan kita menabung malapetaka seperti ini. Ujung-ujungnya kalau ditanya siapa yang salah, maka gak ada yang mau disalahin. Tuding-menudinglah ujung-ujungnya, malay banget, pada ga punya rasa malu apa yaa??? ckckckckck....

Nah mungkin dengan ada peristiwa ini teman-teman mau berpartisipasi membantu para korban situ gintung. Kabar terakhir sih mereka banyak memerlukan selimut dan makanan. Mungkin juga Djarum Black bisa mengerahkan komunitas-komunitasnya untuk turun ke lapangan membantu para korban. Mereka saudara kita juga, mereka juga anak bangsa.! Mari bantu mereka!!