Globalisasi? Apaan tuh??



Ini fakta! Walau kita sudah hidup di zaman serba canggih seperti saat ini dan telah hampir memasuki gerbang pintu dari globalisasi, namun ternyata masih sangat banyak sekali masyarakat kita yang tidak tahu apa itu globalisasi. Bahkan mungkin untuk membedakan antara globalisasi dengan global warming saja mereka tidak bisa. Jangankan begitu, orang yang tahu globalisasi saja mungkin akan kesulitan ketika disuruh menjelaskan apa itu globalisasi dan mengapa perannya sangat penting bagi semua negara di dunia saat ini. Jadi apa sih globalisasi itu?


Bahasa gampangnya untuk tahu apa itu globalisasi adalah seperti ini. Anggap saja kita berada  di rumah kita saat ini dan pastinya antara rumah kita dan rumah tetangga kita dipisahkan oleh pagar dan tembok, betul?? Nah apabila kita mau meminjam sesuatu atau meminta bantuan dari tetangga kita, maka kita terlebih dahulu harus keluar dari rumah kita dan masuk ke dalam rumah tetangga akibat terhalang oleh tembok dan pagar. Nah itu dia gambaran dunia sebelum adanya globalisasi. Nah setelah adanya globalisasi, tembok dan pagar pemisah antara rumah kita dan rumah tetangga kita robohkan bersama. Ingat, bersama! Bukan hanya oleh salah satu pihak saja, melainkan ada perjanjian bahwa keduanya akan melakukan hal itu dan itulah yang dinamakan globalisasi. Dunia menjadi tanpa batas pemisah.

Lalu apa untungnya kita dengan globalisasi? Wah ada banyak sekali dan dapat dilihat dari berbagai sektor. Bisa dari sektor ekonomi, sosial dan budaya, pendidikan, teknologi, kemanan, dan sebagainya. Nah sebenarnya kita sudah memasuki dunia tanpa batas ini melalui internet. Yup, internet ini sangat membantu kita dalam menjelajahi seluruh dunia. Kita bisa mengetahui semuan negara di seluruh dunia tanpa harus bayar sedikitpun (kecuali bayar tagihan listrik dan internet... hehehe).

Karena dunia menjadi tanpa batas nantinya, maka nantinya setiap negara akan bebas memperkejakan siapapun dia dan dari manapun ia berasal, yang jelas dia harus berkualitas. Nah orang-orang berkualitas ini akan menjadi rebutan dari seluruh dunia, mereka akan dibayar tinggi agar mau bekerja di sebuah perusahaan. Tentunya untuk menjadi seorang yang berkualitas itu membutuhkan proses yang tidak mudah dan sebentar. Dibutuhkan niat, tanggung jawab, dan tentunya pendidikan yang baik pula.

Nah jika kita membicarakan masalah pendidikan yang berkualitas dan pas untuk memasuki era globalisasi, maka sangat tidak salah jika kita menunjuk Belanda sebagai negara acuan. Yup, Belanda kini telah menjadi salah satu pusat studi incaran dari pelajar di seluruh dunia, karena sudah diakui reputasi dan kualitasnya oleh seluruh dunia. Kalau kita mau lihat bagaimana sih jika komunitas orang-orang dari seluruh dunia bersatu, maka belajarlah di Belanda. Nah sebagai buktinya, di Belanda khususnya di Utrecht University, setiap tahunnya mengadakan kegiatan yang seru banget dan diberi nama Utrecht Summer School dan pada tahun 2009 ini, penyelenggarannya sudah memasuki ke-22.

Di Utrecht Summer School ini, kita bisa bertemu dengan teman-teman kita dari seluruh penjuru dunia dan belajar bersama mengenai kebudayaan Belanda maupun kebudayaan dari negara-negara di Eropa. Hal ini sangat penting sekali, karena ketika globalisasi terjadi maka kita harus dapet mempelajari kebudayaan dari negara lain agar komunikasi dapat berjalan lancar diantara kedua belah pihak dan kita menamakan hal itu dengan Intercultural communication.

Aspek terpenting lainnya dalam globalisasi adalah relasi atau kenalan. Semakin banyak kenalan kita, maka hal itu akan mempermudah setiap usaha kita ke depannya. Maka daripada itu, ketika kita memilih untuk study di Belanda, maka secara tidak langsung kita sudah memegangi tiket untuk masuk ke dalam komunitas dunia! Di Belanda kita akan mendapatkan pengalaman dan berelasi dengan orang-orang dari seluruh penjuru dunia dan tentunya hal ini akan membawa kita menjadi salah satu anggota dari komunitas global tersebut.

Makanya, tidak ussah meragukan lagi kredibilitas dari pendidikan di Belanda dan cari tahu lebih dalam lagi arti dari globalisasi di sana. Jangan juga hanya sekedar tahu, tapi turutlah berpartisipasi dengan masyarakat dunia dan hal itu dimulai dari satu negara, yaitu BELANDA.

Nah mungkin tertarik untuk tahu lebih lanjut lagi dengan pendidikan yang ada di Belanda, nah ini ada satu link mengenai Utrecht University, salah satu universitas nomor wahid di negeri kincir angin tersebut. Silahkan bergabung dengan komunitas dunia dan jelaskan arti globalisasi kepada kita semua.  http://www.uu.nl/EN/Pages/default.aspx

Ayooo belajar di Belanda....

COMING SOON!!!

Uda ada yang nonton film ini? Pasti gak banyak yang tahu deh mengenai film ini. Boro-boro tahu ada film ini, judulnya aja yang bertuliskan coming soon aja uda cukup membuat kita bingung. Ini judul filmnya apa ya? Kok cuma ada tulisan coming soon aja?? Kapan mainnya di bioskop?? 


Nah film ini memang tergolong langka, karena hanya diputer di Blitz Megaplex saja. Jadi ga bakal pernah nemuin ini fil di 21 atau XXI. Film ini termasuk dalam genre horor dan diproduksi oleh Thailand yang selama ini kita tahu telah sukses menelurkan film-film horor yang bener-bener horor seperti Shutter, Alone, four dia (bener  ga ya nulisnya??), dan ini saatnya coming soon mengeluarkan jenis setan baru. hehehehe

Jujur aja ya, gw ini bukan penikmat film horor. Gw pun nonton film ini karena adanya suatu konspirasi bodoh antara teman-teman gw yang langsung mesen tiket seenak udelnya tanpa gw tahu film apa yang gw tonton. Tapi kalau boleh jujur, gw ga nyesel nonton film ini. Emank sih nilai positifnya ga terlalu banyak, bahkan hampir ga ada, hanya saja kalau dilihat dari sisi hiburannya, film ini cukup sukses menghibur karena ceritanya yang bagus.

Seperti biasa, Thailand selalu memainkan cerita di dalam setiap film horornya. Menurut gw disini keunggulan film horor Thailand dibandingkan film horor lainnya apalagi film horor Indonesia (duh, ngomonginnya aja uda males...). Apalagi tahu sendiri, setannya itu gak pernah gak serem. Jauh bangetlah ma hantunya film Indonesia yang jayus banget malah bikin ketawa sampai ke gak jelas (hantu budeg, hantu jamu gendong?? OMG!!).

Nah di film ini karakter setannya bernama Chaba. Uniknya di film ini, kita akan menonton film di dalam sebuah film. Bingung?? Makanya nonton biar ga bingung. Nah yang bikin adrenalin kita bakal memuncak pada saat menonton film ini adalah karena settingan adegannya yang berada di bioskop juga. Bocoran dikit aja, settingan bioskponya itu tuh mirip banget ma Blitz Megaplex. Dari lobby nya ampe pintu masuknya, ampe ke lorong-lorongnya, pokoknya mirip banget. Cuma ternyata emank gedean yang disono sih.. hehehehe

Nah tadi uda gw singgung dikit tentang Chaba. Ini nih setan versi baru di dunia persetanan. hehehe. Dimana dia itu serupa nenek-nenek yang mengalami gangguan jiwa karena rumahnya kebakaran dan dimana ia jadi suka menculik anak-anak kecil yang dimana matanya sehabis itu dicongkel dan dibunuh. Nah Chaba itu punya 3 ciri khas, yang pertama, rambutnya botak. Gimana ga botak, nyisir aja pake beling gitu??? Nah yang kedua adalah kaki kirinya itu pengkor alias cacat, jadi ga bisa napak dengan sempurna. Yang ketiga, entah dia itu ngefans ama Joker (musuhnya Batman) tapi mulutnya juga sobek persis kayak Joker. Nah jadi kalau belakangan ini bertemu dengan nenek-nenek dengan ciri-ciri tersebut, harap berhati-hati, siapa tahu itu Chaba... hihihihihi... Oh iya lupa satu lagi, dia suka bawa pisau buat nyongkel mata orang. Nah ada adegan dimana chaba lari-lari bawa pisau, adegan ini ngingetin gw sama adegan-adegan yang ada di film Scream.

Penasaran?? Sayang sekali, kayaknya filmnya uda ga diputer lagi. Tapi kayaknya bajakannya uda ada deh di abang-abang. Cuma lw gak akan dapet adrenalinnya karena lw nontonnya di rumah dan bukan di bioskop langsung. Cuma daripada penasaran??

Pesen gw hanya satu untuk para sineas film horor Indoensia. belajarlah dari film-film horor Thailand. Mereka sangat memperhatikan aspek cerita yang sama sekali tidak ketebak jalan ceritanya, berbanding terbalik dengan film Indonesia yang baru liat adegan awalnya aja gw uda tahu endingnya kayak apa. Uda gitu, ga usa deh pake sok-sok jualan sensualitas di film-film horor. Kalau mau masukin unsur-unsur gitu, buat aja sekalian film bokep. Jadi disini harus ada kejelasan, kalau horor ya serem bukannya sensual!! Uda gitu kalau buat setan ya bener-bener setan, masa Julia Perez jadi setan?? Itu mah cuma jual............ hehehehehehe

Nah pesen buat yang akan nonton Coming Soon, segera ke WC sebelum nonton film ini dan hindarilah lemari baju anda serta jangan pake tas punggung lagi setelah nonton film itu... Mengapa?? Temukan sendiri jawabannya setelah nonton film tersebut... hihihihihihihi

Menjadi Buta Dalam 1 Jam


Sehabis WIDETION berakhir, kami tim debat London School meminta LO kami (Yani, Dinda, dan Maz) untuk mengantarkan kami mencari oleh-oleh dan pergi ke tempat travel. Kemudian pergilah kami ke arah Dago untuk membeli brwonies kukus Amanda. Setelah itu, kami meminta untuk dibawa ke Ciwalk, tujuan kami adalah untuk sekedar refreshing dan makan malam. Maka kami mampirlah di Ciwalk.


Sesampainya di sana, kami langsung jalan melihat situasi sekitar Ciwalk. Maklum saja, gw dan teman-teman gw memang jarang sekali pergi ke Bandung. Walau udah ada tol Cipularang dan banyak travel yang bisa mengantarkan kami sewaktu-waktu, namun tetap saja kami jarang pergi ke Bandung. Kemarin itu pengalaman gw pergi ke Ciwalk. Setelah itu gw pengen banget ke Paris Van Java, mungkin nanti kalau ada waktu lagi. hehehehe

Suasana Ciwalk menurut gw cukup nyaman. Konsepnya seperti Citos, kita berjalan di suatu jalan dimana kanan dan kirinya adalah tempat-tempat makanan. Hanya saja ini di Outdoor dan interiornya jauh lebih main di Ciwalk. 

Berhubung kami sudah sangat lapar, maka tujuan utama kami adalah mencari tempat makan. Mentor gw mintanya makan makanan sunda, karena mumpung lagi ada di Bandung. Tapi kami cukup kesulitan mencarinya, maka kami memutuskan untuk makan di BLIND CAFE.

Nama yang cukup unik dan ternyata restoran ini memang mempunyai konsep yang cukup unik dimana semua orang yang makan di sana akan diajak untuk menjadi "buta" dalam waktu sesaat. Awalnya gw hanya nyengir aja membayangkannya dan gw juga gak percaya dengan testimoni yang ada di kaca-kaca restoran tersebut. 

Sebelum kita makan, ada satu aturan yang harus ditaati terlebih dahulu yakni semua benda yang bisa mengeluarkan cahaya  harus disimpan di brankas yang tersedia. Kemudian kita diminta untuk mendengarkan instruksi dari guide yang notabenenya adalah orang buta asli. Lalu naiklah kita ke atas.

Apa yang terjadi? Ketika sampai di atas, luar biasa gelapnya! Jujur, gw bener-bener baru ngerasa gimana rasanya kalau jadi orang buta. Ternyata luar biasa gak enak. Mata uda melek nih, tapi yang ada hanya satu kata, HITAM! Tidak ada lain yang bisa kita lihat, bener-bener HITAM!

Itu pengalaman yang gila banget, masalahnya lw gak bakalan tahu bentuk makanannya kayak apa, lalu makanannya jatuh atau nggak, habis atau nggak. Jadi mau gak mau, gw melakukannya dengan tangan gw... hahahahha

kebetulan kemarin itu gw mesen buntut goreng gitu sama menghabiskan spagetynya temen gw. Tapi harus diakui sih, makanannya enak punya. Worth it lah dengan harganya. Cuma makan dengan mata buta?? Wah parah banget deh.

Nah pengalaman gw selama 1 jam itu membuat gw berpikir bahwa dibandingkan bisu dan tuli, maka orang yang menjadi buta itu jauh lebih sengsara. Bayangin aja, mereka gak bisa melihat betapa indahnya dunia ini. Selalu melihat kegelapan di tengah terang matahari sekalipun. Kalu jadi orang bisa atau tuli, kita masih bisa mengetahui orang itu mau apa, bentuknya kayak apa. Lagi pula orang yang buta akan jauh lebih terlihat dibandingkan orang yang bisu maupun tuli, jadi bener-bener sengsara banget kalau jadi orang buta.

Makanya temen-temen, bersyukur ya kalau kita dilahirkan dengan normal. Nah kalau dilahirkan normal juga, maka kita harus membantu orang-orang disana yang kekurangan. Jadikan kelebihan kita sebagai alat pembantu bagi orang-orang yang membutuhkannya. Maka lihatlah, betapa indahnya hidup ini.

Menang Terhormat!


Luar biasa pengalaman yang gw alami selama 1 minggu ini. Benar-benar suatu pengalaman yang indah. Seperti yang sudah diberitahu artikel yang sebelumnya dimana gw berhasil meraih juara 2 di WIDETION 2009. Bisa dibilang itu merupakan hasil yang cukup baik, mengingat tim yang berangkat ini adalah tim bentukan 1 hari dengan latihan hanya beberapa jam saja, belum lagi masalah non teknis yang terjadi di tengah-tengah lomba membuat langkah kami semakin sulit untuk sampai di final.


Namun kami tidak mau menyerah begitu saja. Asal boleh tahu, gw bersama teman-teman gw (Siska dan Jannah) benar-benar hanya bertiga di Bandung. Berjuang sendiri menghadapi lomba ini. Baru pada saat kami berhasil masuk semifinal, dua orang pembimbing kami (Jozef dan Haryadi) datang ke Bandung untuk menyupport kami.

Nah di WIDETION ini, antara semifinal dan final dilakukan pada hari yang sama. Nah di semifnal, kami harus berhadapan dengan juara bertahan yakni IM Telkom. Menurut kami, ini adalah tim yang terkuat namun kami berhasil menyingkirkan mereka dengan angka cukup telak. Nah di final kami harus berhadapan dengan tuan rumah, widyatama.

Jujur saja, gw gak mau menyimpan perasaan buruk mengenai faktor-faktor non-teknis tuan rumah, jadi gw tetep be positive dan berusaha untuk relax. Pada saat final berlangsung tanpa disangka kami berhasil membuat mereka kalang kabut menghadapi debat ini. Sangat terlihat sekali bahwa mereka gugup dan terlihat tak ada perlawanan sama sekali. Kami sudah sangat yakin kalau akan memenangi kompetisi ini!

Nah penilaian dimulai. Juri memasuki ruangan. Namun ada yang aneh, dimana salah seorang juri meminta panitia untuk menghitung kembali jumlah skor. Tidak puas akan hasil yang diperoleh, maka beliau menghitung sendiri skor tersebut. Nah kemudian beliau mulai untuk membacakan hasil. Beliau mengatakan bahwa tim tuan rumah terlihat sangat tidak percaya diri dan sangat berbeda dengan hari yang sudah-sudah, kemudian beliau mengatakan bahwa hasil final kali ini diluar dugaan beliau sama sekali dan ternyata pada saat dibacakan,  2 juri memberikan kemenangan untuk London School dan 1 juri memberikan kemenagan untuk tuan rumah, namun pemenenangnya adalah tuan rumah.

Jujur gw sama sekali tidak percaya akan hal itu. Sorak-sorai penonton tuan rumah masih kalah sepi dengan kondisi gw pada saat itu. UNBELIEVEVEBLE!!! Kalah???

Gw berusaha untuk menghibur diri sambil terus bertanya, kenapa gw bisa kalah. Kemudian tibalah pada saat gw bersalaman dengan para dewan juri dan kemudian juri yang membacakan keputusan itu mengatakan maaf kepada saya. Maaf?? Yup, beliau berkata dengan sangat yakin bahwa London School lah yang harusnnya menang!! Dia berkali-kali mengucapka kata itu.

Tidak sampai di situ, para penonton yang bukan kubu tuan rumah pun tak percaya akan hasil itu. Mereka beramai-ramai mendatangi kami, memberikan ucapan selamat sekaligus protes akan hasil final tersebut. Namun gw berusaha untuk bersikap dewasa dan berjiwa besar. Masa gw nulis artikel berjiwa besar, tapi gw sendiri ga berjiwa besar sih?? Malu donk cuma bisa teori gak bisa praktek.

Yah sudah kemudian kami keluar dari ruangan tersebut. Eh ketemu lagi dengan juri yang menyupport kami tadi, kemudian beliau tanpa basa-basi mengucapkan maaf kembali dan meyakinkan kembali kalau kamilah yang menang. Gw tanya, kok bisa saya yang harusnya menang?? Trus di jawab sama dia, "Iya, dua juri sudah menangin kamu, tapi juri tuan rumah ngalahin kamu dengan angka telak. Tadi kami uda berdebat, tapi namanya juga tuan rumah. Tapi kamu harusnya yang menang!"

Wow, gimana gak makin nyesek gw?? Kemenangan gw dirampas ma juri tuan rumah. LOGIKANYA adalah, jika 2 juri memberikan kemenangan buat gw, berarti 1 juri lagi walaupun memberikan gw kekalahan tapi gak sebegitu telaknyalah. Padahal dari 2 juri itu, ada 1 juri yang memberikan kemenangan gw telak. Nah bisa dibayangkan betapa "dahsyatnya" juri tuan rumah memberikan penilaian terhadap tuan rumah?? Gw juga baru tahu ternyata 2 juri itu dari luar dan 1 juri yang ngalahin gw itu adalah juri dalam. Gimana gag makin gondok gw???

Tapi gw berusaha untuk berjiwa besar dengan cara menerima hal itu semua. Memang nyesek tapi inilah keputusannya. Lagian pembimbing gw berkali-kali bilang, kalau menang ya menang aja... Jadi ya gw harus menerimanya. Setelah gw pikir-pikir juga, gw ini kalah yang sangat terhormat. Semua orang bisa menilai akan hal itu. Gw ga minta dewan juri membela gw, gw juga gak minta penonton membela gw, tetapi mereka datang dengan sendirinya mendukung gw. Gw juga berpikir, toh kalau gw jadi tuan rumah, gw akan malu setengah mati karena hanya dimenangi oleh juri dalam. Gimana gak malu, uda mati kutu di pertandingan, 2 juri ngasih kekalahan dan cuma 1 juri yang ngasih kemenangan dan 1 juri itu dosen sendiri lagi.

Yah apapun itu, tapi inilah realita yang ada di hidup ini. Yang namanya Kolusi itu masih sangat sering terjadi. Gw yakin pasti banyak sekali yang mengalami hal ini, pesen gw hanya satu. 

"Tegakkan kepala karena kitalah juaranya!! Lebih baik kalah terhormat daripada menang sebagi pecundang!!"

Ingat artikel gw yang mengalah untuk menang atau rahasia kesuksesan?? Coba baca-baca lagi semua deh. Semuanya itu berkaitan. Jadi ingat, bukan hasilnya! Sekali lagi bukan hasilnya! Tetapi prosesnya! Inget, PROSES bukan hasil!!!

Menanglah dengan FAIR dan kalahlah dengan TERHORMAT!!

Tim Debat London School Juara 2 di WIDETION 2009

Bandung, 15 April 2009. Tim debat The London School of Public Relation Jakarta berhasil meraih posisi kedua dalam kompetisi debat nasional di Universitas Widyatama, Bandung. Tim yang terdiri atas Jonathan Christian Susanto (batch 12), Nur Jannah (batch 11), dan Siska (batch 11) berhak membawa pulang hadiah sebesar tiga juta rupiah dari kompetisi ini.


Di final, pasukan London School ini harus mengakui "kekalahan" dari tuan rumah Widyatama dengan skor yang sangat tipis. Dalam final yang diselenggarakan di ruang seminar kampus 
widyatama, pasukan London School berhasil memukau 2 juri untuk memberikan kemenangan kepada tim asal Jakarta ini, namun juri tuan rumah memberikan penilaian yang agak sedikit kontroversi dengan memberikan margin telak untuk kemenangan tuan rumah.  Keputusan ini cukup mengejutkan, tidak hanya bagi kedua finalis, namun juga bagi dewan juri sendiri dan para penonton yang menonton secara langsung.

"Seharusnya kamu yang menang!", demikianlah kata seorang dewan juri kepada Jonathan pada saat mereka bersalaman. Penonton pun tidak kalah kecewa. Mereka menganggap, pasukan dari Jakarta inilah yang memengani final debat ini, namun apa daya mereka menjadi cukup terkejut. "Gw gak nyangka kalau London School kalah, padahal tadi mereka oke banget low!", demikian kata Ita, mahasiswa POLTEKPOS Bandung.

Namun tim debat London School menerima segala keputusan ini dengan lapang dada. Mereka berusaha untuk tetap bahagia, karena sesungguhnya mereka kalah dengan kepala tegak. "Yang penting adalah proses dan bukan hasilnya. Jujur aja, kami persiapan untuk kompetisi ini hanya 1 hari. Jadi sudah sangat baik sekali bisa juara 2", demikianlah ujar Jonathan.

Setelah ini, akan masih banyak kompetisi yang akan diikuti oleh tim debat London school dan yang menjadi tujuan berikutnya adalah kompetisi PR Week. Tim debat London School juga tidak lupa mengucapkan terima kasih untuk kedua pembimbingnya yakni saudara Haryadi dan Jozef yang telah menyempatkan diri datang ke Bandung dan memberikan support untuk mereka. Proficiat untuk tim debat London school! Sukses untuk Public Speaking Club!




Berikut adalah daftar pemenang dari WIDETION 2009.

Juara 1 : Widyatama 3
Juara 2 : The London School of Public Relation Jakarta
Juara 3  : IM Telkom 1

Best Speaker : IM Telkom 1
Best Team : POLTEKPOS 3
Best Mentor : IBI Lampung

Cukup Berjiwa Besarkah Anda?

Hallo semuanya... Lama tak membaca blog terbaru dari artikel saya yah. Nah untuk info pertama, saya saat ini belum berhasil mendapatkan hadiah dari Djarum Black Blog Competition namun saya tetap merasa bahwa saya telah menang. Ingat kan artikel yang saya tulis bahwa kemengan itu adalah sebuah proses dan bukan hasil?? Nah saat ini semakin banyak orang yang membaca tulisan saya ini dan terus mendukung saya untuk terus menulis. Terima kasih buat semua dukungannya ya teman.


Nah saat saya menulis ini, posisi saya masih ada di Bandung ini. Saya masih menjalani pertandingan karena pada saat saya menulis ini, saya berhasil masuk ke putaran selanjutnya dan besok (14/4) saya akan maju ke perempat final melawan univ. Pasundan. Namun saya tertarik untuk menulis artikel terbaru mengenai berjiwa besar karena saya mengalami pegalaman yang cukup unik hari ini dan saya menyempatkan waktu sejenak untuk berbagi dengan teman-teman semua.

Jadi, ini sebenernya kalau saya boleh bilang adalah de javu  dari pengalaman lomba di UI tahun lalu. Dimana ada sebuah kampus X (sengaja dirahasiakan untuk menghormati mereka... hehehe) yang pada saat itu melakukan protes atas keputusan juri hingga berujung pada aksi walk out. Pada saat itu, saya sudah cukup kesal sekali, karena kok ga ada Jiwa besar ya untuk menerima keputusan juri dan panitia?? Ngapain sih ngotot soal keputusan juri cuma buat dapet kemenangan doank?? Manknya loe bangga kalau loe menang cuma gara-gara loe berhasil ngubah keputusan juri?? Hei cing, ini kompetisi harus ada yang menang dan kalah... ckckck

Nah kejadian serupa terjadi kembali pada kompetisi ini dan parahnya adalah pelakunya adalah universitas yang sama dan dengan orang (provokator) yang sama pula. Menurut gue (pake gue loe aja deh sekarang) itu parah banget!! Itu kelihatan banget bahwa orang tersebut adalah NOTHING, walaupun mereka memang jago dan juara bertahan tapi buat apa kalau tidak disertai dengan attitude yg bagus??

Kalau gue melihat, malahan hal itu justru membuat mereka semakin terlihat bodoh gak karuan! Mereka itu sebenernya takut kalah, sehingga apapun caranya dipergunakan. Sungguh memalukan!! Mereka sampai membuat waktu istirahat gue beserta teman-teman peserta lainnya menjadi terganggu. Gue hanya berpikir, mereka sungguh tidak menunjukkan jiwa kesatria dimana berjiwa besar.

Berjiwa besar itu penting banget friend!! Hidup ini tak ayal seperti suatu kompetisi. Setiap harinya kita selalu menghadapi persaingan baik secara langsung maupun tidak. Hal ini tentunya harus ditimpali dengan sikap berjiwa besar. Maksudnya adalah di dalam suatu kompetisi atau persaingan, maka pasti kan harus ada yang menang dan harus ada yang kalah. Nah kalau kita menang sih tidak masalah, tapi kalau kita jadi pihak yang kalah, bisa gak kita menerima hasil tersebut? Nah disitulah letak dari jiwa besar, makanya orang yang mempunyai jiwa besar sering kali dianggap sebagai seorang yang mempunyai jiwa sebagai kesatria.

Kita harus bisa membuka mata kita, bahwa kita bukanlah manusia yang sempurna. Kita mempunyai kelemahan dan kelebihan yang berbeda satu sama lain. Sehingga hal ini membuat kita tidak sama dengan orang lain dan percayalah, orang yang jauh lebih baik dari kita itu jumlahnya sangat buanyaaaakkkk sekali. Tergantung dari mana kita mau melihat dunia ini, apakah dari sebuah lobang sedotan atau dari sebuah teleskop??

Kalau memang ada orang yang lebih baik dari kita, akuilah hal itu. Hanya itu saja hal yang terindah dalam hidup ini. Jangan sampai kita malah tidak menerima dan menganggap kita ini yang terhebat. Itu persis kayak anak kecil yang akan terus merengek kalau keinginannya tidak dikabulkan. 

Jadi, akuilah dan ucapkanlah selamat kepada orang yang menang tersebut. Jangan malah ga terima. Justru jadikan kekalahan ini sebagai motivasi dan cerminan bahwa kita ini memang belum pantas untuk juara, namun ke depannya berjanjilah bahwa kitalah yang akan menjadi yang terbaik. Sekali lagi, jangan terlihat bodoh dengan tidak berjiwa besar! Terimalah hasilnya apapun itu!

"Kalau emank loe menang ya menang aja kaleee, kalau emank loe kalah ya kalah ajeeee!!!"

Menghadapi Perselisihan dengan Happy Ending


Siapa sih yang tidak pernah berantem?? Gak mungkin ya kayaknya kalau seseorang tidak pernah merasakan adanya suatu perselisihan di dalam hidupnya? Pasti ada saja yang membuat manusia bisa berselisih paham, baik itu dengan orang lain maupun dengan diri sendiri. Nah bahayanya adalah perselisihan itu bisa membuat situasi dan kondisi kita semakin buruk bahkan hingga ke titik yang parah yaitu hingga muncul yang namanya DENDAM!


Parahnya lagi, di tengah jaman komunikasi seperti ini malah justru semakin banyak orang yang mengalami perselisihan. Entah itu dalam skala kecil maupun dalam skala yang besar, namun tetap saja hal itu tidak mengenakkan. Lalu apa yang mendasari perselisihan itu?? 

Di dalam ilmu komunikasi dikenal yang namanya noise atau gangguan dalam berkomunikasi. Noise ini bisa berasal dari dalam maupun luar. Nah karena ada noise ini, maka komunikasi tidak menjadi efektif. Ketika komunikasi tidak efektif, maka pesan yang ingin disampaikan dari sender ke pada recipient menjadi tidak sempurna dan disitulah celah terbesar dari terjadinya suatu perselisihan.

Lantas bagaimana cara kita dalam menghadapi situasi seperti ini? Jelas disini kata kuncinya adalah MENGALAH. Sudah baca artikel saya yang berjudul "Mengalah Untuk Menang" kan?? Di situ saya tuliskan bahwa ketika kita mengalah, belum tentu kita dalam posisi yang kalah atau sering kali kita dengar celotehan yang mengatakan, "Yang waras ngalah!". Nah sudah, kalau anda merasa waras, mengalah untuk kebaikan.

Tapi saya tahu persis, sangat sulit untuk bisa mengalah dan mengakui kesalahan sendiri dan meminta maaf kepada orang lain. Budaya gengsi kita yang sangat tinggi membuat kita sangat enggan untuk hanya sekedar mengucapkan kata maaf.

"Loh kan bukan saya yang salah, tapi dia! Masa saya yang harus minta maaf?". Nah sering kali kata-kata ini juga yang terucapkan dari mulut kita dan hal ini membuat kita selau menginginkan perselisihan itu terus berlanjut. Sungguh mengherankan, karena katanya negara kita negara yang berkeTuhanan dan semua ajaran agama di Indonesia selalu mengajarkan akan cinta kasih terhadap sesama, namun perkara minta maaf aja masih harus tunggu-tungguan. Aduh cape deh!!

Ada satu filosofi hidup yang saya pegang yaitu mengenai air dan api. Ketika terjadi suatu kebakaran yang kita lakukan pasti berusaha untuk memadamkannya kan? Nah untuk memadamkannya apa yang harus kita siram? Bensin atau air? Nah sama saja, ketika kita ada perselisihan, janganlah malah membuat permasalahan tersebut semakin besar, justru kita harus lebih tenang, lebih sabar, dan lebih bijaksana untuk meredam dan memadamkan api tersebut.

Satu hal, perselisihan itu tidak selalu berdampak negatif low. Sekali lagi, tergantung dari mana kita mau berdiri dan melihatnya. Ketika kita mengalami permasalahan, pasti ada suatu saat dimana kita bertanya-tanya kira-kira kita salah apa ya atau yang sering kita bilang dengan sebutan intropeksi diri. Kemudian justru dengan adanya perselisihan, hal ini akan membuat kita tertantang untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kita seharusnya menjadikan perselisihan untuk menjadi cambuk bagi kita untuk mengubah ke arah yang lebih baik lagi. Kalau terjadi perselisihan itu kan tandanya kita belum baik tuh, makanya ke depannya harus menjadi lebih baik lagi biar ga ada tuh perselisihan lagi. Karena kita belajar baik dari orang yang tidak baik dan kita belajar sabar dari orang yang tidak sabar. Makanya gak semuanya itu buruk lagi.

Yang terpenting lagi adalah jangan lupa untuk memaafkannya dan mendoakan orang yang berselisih dengan kita. Jangan sampai anda memiliki rasa dendam sedikitpun, karena yang namanya dendam itu hanya memburukkan hidup anda sendiri! Ketika anda bisa memaafkan, mendoakan, bahkan bersikap baik dengannya, maka sudah bisa dipastikan bahwa andalah pemenangnya dalam perselisihan tersebut, karena anda berhasil mengubah sikap anda menjadi lebih baik lagi. Urusan dia tidak mau memaafkan anda dan bersikap tidak baik dengan anda, itu adalah urusan antara Tuhan dan dirinya. Pasti ada tabur tuainyalah. "Lihat saja, apa yang akan terjadi!" hehehehe (itu katanya pak Mario Teguh), pasti akan HAPPY ENDING.

Kembali ke Arena Pertandingan

Sudah lama nih gak nulis, rasanya jadi aneh juga. Banyak juga yang menanyakan keberadaan tulisan saya dan ternyata yang saya tidak saya sangka, banyak sekali yang membaca tulisan saya ini namun tidak memberikan komen. Saya terkaget-kaget pada saat bertemu dengan beberapa orang dan mereka menanyakan hasil dari kompetisi ini. Namun sekali lagi, hasilnya baru keliar tanggal 10 April alias sehari setelah contrengan....


Nah dalam seminggu ini, banyak sekali pengalaman yang saya dapati. Ada yang benar-benar menyenangkan, ada juga yang sangat suram. Yang baiknya adalah, saya berhasil mendapatkan IPK atau GPA sejumlah 3,82. Saya sangat bersyukur sekali, karena nilai itu saya peroleh pada saat kesibukan saya di luar kuliah sangat tinggi sekali. Jadi jujur saja, hal itu sudah melebihi target saya.

Nah berita buruknya adalah saya mendapatkan kelas siang untuk semester 3 ke belakang. Memang agak sedikit kontroversi hingga membuat saya melakukan tindakan bodoh sekaligus konyol, yaitu berdebat dengan 2 pimpinan kampus. Mungkin memang pada saat itu saya benar-benar kesal karena tidak mendpatkan alasan yang tepat dan sayapun sudah meminta maaf kepada 2 orang pimpinan tersebut. Intinya, saya ga mau nyari musuh dan membuat nama saya tercemarlah di kampus. Maafkan saya yaa pihak-pihak yang terlibat....

Nah tapi ada kabar terbaru nih, saya akan turun lagi ke arena pertandingan. Yup, awalnya saya diminta untuk mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi ASLA (Asian Law Student Association) di UI. Namun jujur saja, bahasa inggris saya itu terlalu indah untuk diucapkan hingga orang yang mendengarnya saja tidak mengerti. Jadi saya agak sedikit bimbang juga dalam hati. Namun memang dasar hoki, ehh pas lagi bahas ASLA itu, ada undangan lomba debat di Widyautama Bandung. Wow, karena menggunakan bahasa ibu saya, saya jelas lebih memilih lomba di widyautama itu. Apalagi di Bandung lagi, ya itung-itung menyelam sambil minum air sampai kembung deh... hehehehehe

Yup, akhirnya kami berembuk dan memutuskan untuk mengikuti kompetisi di Widyautama untuk memperebutkan piala bergilir gubernur Jabar dan piala tetap widyautama. Hehehehe, akhirnya saya turun lagi ya ke medan pertempuran. Bedanya dengan kompetisi debat sebelumnya di UI, kali ini saya dan 2 orang teman saya yang menjadi tim inti dari London School. Jadi agak jadi beban juga sih, tapi itu adalah suatu kehormatan bagi kami bertiga.

Itu aja sih info yang saya bisa berikan hingga hari ini. Oh iya, jangan lupa buat teman-teman semua tanggal 9 April ada hajatan besar bangsa ini. Kita diminta untuk kembali ke TK belajar untuk contreng-mencontreng. Jangan ampe golput ya kalau bisa teman-teman. Buat yang Kristiani, jangan lupa besoknya ada Jumat Agung. Pada baek-baek dah sana intropeksi diri menyambut paskah. hehehehe. Jangan lupa ya doanya buat kompetisi-kompetisi yang saya ikuti ya teman-teman... hehehehe

Oh iya, buat temen-temen yang bacanya dari FB, jangan lupa donk buat buka-buka blog saya di http://myblacklovers.blogspot.com. Jangan mau kalah ma orang luar donk yang baca tulisan-tulisan saya. Gak percaya?? Coba cek aja di sitemap yang ada di blog saya, keliatan tuh dari negara-negara mana yang baca blog saya. Jangan mau kalah dengan mereka donk... hehehehehe... Okay??