Kasus Prita dari berbagai sudut

Huaaaa..... Ampun..... Ampun.... Gw minta ampun ma kalian semua...... Banyak pihak nih yang uda selalu bertanya-tanya ke gw, kapan mau publish artikel yang terbaru lagi, nah ini waktunya yang tepat. Lupakan sejanak tentang Mr LSPR dan STIKOM LSPR. Gw saat ini mau mengajak teman-teman untuk memikirkan banyak kasus yang selama ini butuh analisa dan pendapat kita masing-masing.


Sebagai topik yang pertama, bagaimana kalau kita membicarakan masalah mengenai Ibu Prita Mulyasari. Seorang Ibu yang benar-benar menjadi sangat kondang saat ini di Indonesia. Bukan karena Ia mempunyai ilmu seperti para The Master, tetapi Beliau saat ini tengah menjalani proses pengadilan akibat "curhat"nya yang dianggap telah menghina salah satu rumah sakit swasta bertaraf internasional di kawasan Serpong, Tangerang. Kalau ga salah OMNI namanya.... (ya iyalah OMNI, mank mana lageee????)

Awalnya gw mau mempublish email tersebut ke blog gw, cuma gw ngeri ditangkep ma polisi lagi dan dianggap sebagai penyebar dari berita dan isi material yang mencemarkan nama baik.... Hoahoahoa.... Jadi buat yang belum tahu ini kasus apa, begini inti ceritanya......

Jadi Ibu Prita pas itu ngerasa sakit dan Ia mau periksa di OMNI. Eh pas cek darah katanya trombositnya itu 27.000 dan positif DBD, maka Ibu Prita disuruh untuk rawat inap disana dan langsung dikasih infus dan berbagai macam suntikan. Nah kejadian ini terjadi berhari-hari hingga tangan Ibu Prita bengkak-bengkak, kemudian lehernya juga ikut membengkak, dan parahnya Beliau hingga sesak nafas. ckckckckck.... Parahnya lagi, pihak OMNI tidak memberika perincian secara detail mengenai penyakit dan jenis-jenis obat-obatan yang terus-terusan di suntik di tubuh bu Prita. (emanknya bu Prita ayam boiler apa disuntik-suntik???)

Nah karena merasa jengah akan sikap dari OMNI, maka ibu Prita memutuskan untuk pindah RS. Ehhh tapi pihak OMNI (katanya) tidak mau mengeluarkan bukti tes darah yang 27.000 tadi. Ada aja alasannya, suruh lapor kesana kemarilah.... Pokoknya bikin Ibu Prita dan suami senewen aja. (Gila orang sakit aja masih dibeginiin???)

Nah apakah kalian tahu, ternyata setelah pindah RS penyakit bu Prita itu bukan DBD seperti yg OMNI katakan, namun bu Prita terkena virus. Bukan flu burung atau flu babi tap virus gondongan.,.... Hmmmm..... gw sebagai orang bodoh dalam dunia kedokteran juga tahu bedanya DBD ma gondongan. Itu kan jaaauuuhhhh buanget!!! Parahnya, gara-gara suntik sana sini, gondongannya itu jadi ga karuan dan apakah kalian tau klo gondongan itu bisa buat impotensi bagi pria dan penyakit kista bagi wanita. Serem bangetkan???

Nah ternyata juga setelah dipaksa-paksa, ternyata pihak OMNI itu telah melakukan penelitian fiktif. Ternyata trombosit 27.000 itu ga ada sama sekali, jadi menurut Ibu Prita, pihak OMNI telah sengaja mencari pasien dengan cara membuat penelitian fiktif tersebut.

Nah kekecewaan inilah yang membuat Ibu Prita "curhat" ke beberapa teman-temanya melalui email. Nah ternyata email ini ada yang forward ke milis-milis dan ke blog-blog dan parahnya hal ini sampai ke surat pembaca redaksi detik.com. Nah hal inilah yang menurut pihak OMNI sebagai bentuk pencemaran nama baik. Makanya pihak OMNI langsung menyuruh polisi untuk menggelandang Ibu Prita ke LP Wanita di Tangerang.

Sumpah, menurut gw ini bener-bener konyol abis. Bisa dilihat, seorang korban justru dijadikan tersangka oleh pihak yang tak mengaku bersalah. Justru hal yang dilakukan oleh OMNI ini adalah langkah harakiri alias membunuh dirinya sendiri. Yup, memenjarakan ibu Prita dan meremehkan kekuatan dari media internet adalah hal yang sangat bodoh. Sekarang berita ini jadi benar-benar besarkan dan OMNI benar-benar berada pada di ujung tanduk. Bahkan di FB sudah ada yg membentuk group Say no to RS OMNI.... ckckckckck... salah perhitungan habis.

Apa salahnya sih kalau kita mau komplain apalagi kita sebagai koridor korban kebohongan.... Buat apa surat pembaca?? Buat apa ada YLKI?? Toh semuanya bertujuan untuk melindungi konsumenkan?? Karena konsumen itu berhak untuk mendapatkan rasa aman, informasi, di dengarkan, dan dipuaskan.

Opini gw simpel saja, kalau dilihat dari sisi marketing, yang namanya service dan after service itu merupakan kunci dari kelangsungan bisnis kita. Garda Oto rela menginvestasi karyawan mereka untuk di training hingga ke Singapur dengan tujuan memberikan service yang terbaik dan sepertinya bisnis yang tak mengandalkan servis yang baik pasti akan ditinggal oleh konsumennya. Ingat, kata pak Hermawan Kertajaya, bahwa dunia marketing semakin lama semkain datar. Jadi antara pihak perusahaan dan konsumen semakin tak ada jarak. Makanya itu muncullah istilah Public Relations karena konsumen sudah dijadikan sebagai relasi dari perusahaan. Jadi ingat, service dan after sales service itu sangat penting low....


Nah kalau dilihat dari sisi etika berbisnis, wah2 ini sih uda benar-benar melanggar etika. Melakukan penelitian fiktif guna mendapatkan pasien itu sangatlah keji sekali hukumnya. Coba kalau orang terdekat anda yang dibegitukan, pasti kita juga akan mencak-mencak kaya bu Prita juga kan??? Jadi dalam berbisnis, yang pasti-pasti ajalah, jangan sampai melanggar kode etik. Karena pasar akan mempunyai penilaian sendiri. Percuma nempelin embel-embel INTERNASIONAL kalau ternyata melanggar kode etik juga.

Nah kalau dari sisi media, jelas jangan main-main deh sama yang namanya media internet. Media ini saat ini mempunyai kekuasaan dan keuatan yang begitu sangat besar, bahkan semakin besar seiring berjalannya waktu. Kita bisa menjadi terkenal bahkan menjadi artis Internasional mendadak lewat internet. Kita bisa jualan apapun melalui internet, pokoknya hal apapun bisa kita lakukan melaui internet. Penyebarannya yang sangat cepat juga membuat internet menjadi media yang sangat diperhitungkan. Coba bayangin aja, dari sekedar curhat ke beberapa orang ampe bisa se-Indonesia bisa tahu semuanya. Dahsyat gak tuh???

Nah sebagai bentuk solidaritas, saya telah memasang badge di blog saya untuk mendukung dibebaskannya bu Prita. Dia tak bersalah, Dia hanyalah korban!! Korban kebohongan dan korban kekuasaan dari sebuah RS Internasional. Saya pun tak takut, orang Bu Megawati aja ma Gus Dur aja dukung bu Prita, masa saya juga takut. Saya hanya akan takut kalau kebenaran sudah tidak ditegakkan lagi di negeri kita tercinta ini.

BEBASKAN IBU PRITA MULYASARI!

3 komentar:

  Unknown

3 Juni 2009 pukul 22.03

semuanya sihhh tergantung dengen law/peraturan2 media di Indonesia.

dan klo gw bilang sih, si Ibu Prita ini bisa mem-press charges against pihak OMNI. Negosiasi dan meminta kompensasi atas analisa fiktifnya pihak OMNI.

masalah pencemaran nama baik OMNI bisa diselesaikan secara baik2 (melalui PR dan negosiasi melalui perantara) namun kenyataannya pihak OMNI malah ketakutan dan bertindak blakblakan dgn cara memenjarakan ibu Prita. Ini mah bukan menyelesaikan masalah tp menambah2 apa yg sudah ada sehingga semuanya jadi tambah rumit.

penindasan yg tak adil.


dan ohhhm tolol ah, mati deh gw bacanya hahahaha! ga jelas banget. semua ini terjadi cuma gara2 ketakutann haahahaha

  Jonathan Christian Susanto

3 Juni 2009 pukul 22.22

SETUJU!!! Setuju abis gw!! Ini tuh cuma gara2 kepanikannya OMNI aja. Ngapain juga ampe kebakaran jenggot kaya gitu?? Toh klo mereka merasa benar, harusnya biar bukti-bukti dan hukum yang berbicara donk. Bukannya dengan frontal justru menuntut Ibu Prita!!

Klo gini kan masyarakat awam aja tau sapa yg salah dan sapa yg benar.

Ini menunjukkan bahwa kebebasan berpendapat di Indonesia masih sangat terbatas dan sangat belum dihormati. Padahal kebebasan berpendapat itu juga termasuk dalam HAM low....

  Jonathan Christian Susanto

3 Juni 2009 pukul 23.11

Setuju abis saya.... Katanya Indonesia itu adalah negara hukum, tp kok hukumnya sendiri bisa dimainin.

Sudah saatnya kita menegakkan kembali hukum di negara kita!! Rakyat sudah tidak buta dan tidak bodoh!!

Jangan jadikan negara ini sebagai negara sampah yang hanya menggunakan hukum sebagai pajangan semata!!!