Beberapa hari yang lalu saya sempat agak sedikit kaget dengan spanduk-spanduk yang berkibaran di pinggir jalan, dimana ada brand rokok lain yang mengeluarkan varian baru dengan embel-embel black juga. Saya lantas tertawa dalam hati, rupanya keberadaan Djarum Black sudah diketahui oleh saingannya sehingga saingannya melakukan hal yang serupa untuk melawan.
Cuma tetap saja, ketika orang menyebut kata BLACK, pasti langsung berpikir tentang Djarum Black. Mana bisa berpikir akan brand-brand lain. Yang parahnya lagi, brand tersebut mengikuti langkah dari Djarum Black abis.. Kalau Djarum Black punya rasa capucino dan teh, brand tersebut menggunakan rasa menthol. Entah apa alasannya harus menthol, yang jelas disinlah kesalahan fatalnya. Menurut teman-teman saya yang sudah mencoba rokok tersebut, baunya seperti balsam nenek-nenek dan rasanya pedes... wkwkwkwkwkwk. Masa menthol rasanya pedes?? Uda gitu bau balsem nenek-nenek pula, manknya nenek-nenek disuruh ngerokok?? Hahahahaha. Statement ini murni jujur dari customernya low...
Yah mungkin saja brand tersebut melakukan research yang tidak sempurna. Analisis SWOT dan STEEPLEnya masih kurang, jadi aga ga cocok dengan selera pasar Indonesia. Kemudian entah mengetahui kelemahannya atau memang sadar kalau kurang bisa bersaing dengan Djarum Black, brand tersebut memproduksinya hanya terbatas selama 6 bulan saja. Jadi tenanglah Djarum Black, anda masih tidak tersaingi... hahahaaha... ya iyalah, Djarum Black gitu...
0 komentar:
Posting Komentar